BERENANG BISA MENYEBABKAN KEHAMILAN? TIDAK SEMUDAH ITU!

by | Feb 28, 2020 | 0 comments

Berenang bisa Menyebabkan Kehamilan? Tidak Semudah Itu!

Indonesia belum lewat juga perbincangan mengenai sperma bisa “berenang” di dalam kolam berenang. Banyak yang meyakini bahwa sperma bisa bertahan dan ikut “berenang” di kolam renang dalam ekspedisinya mencari sel telur. Pernyataan ini sempat viral beberapa tahun lalu, tetapi muncul lagi ke permukaan belakangan ini. Membuat seluruh warga bertanya-tanya, apakah proses pembuahan bisa terjadi melewati air kolam renang?

Sebelumnya, mari kita kupas satu-persatu dari sperma. Sistem reproduksi pria adalah sistem kompleks yang memproduksi sperma atau sel reproduksi untuk membawa materi genetik dari pria. Sistem reproduksi pria dibentuk saat menuju pubertas. Pubertas laki-laki umumnya terjadi pada umur 12-16 tahun, sementara perempuan pada umur 10-14 tahun.

Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis yang terjadi di dalam organ reproduksi laki-laki, tepatnya di bagian tubulus seminiferus di dalam testis. Spermatogenesis adalah proses perubahan sel yang sangat rumit, dimulai dengan perkembangan sel spermatogonia dan berpuncak pada produksi spermatozoa yang sangat terspesialisasi. Proses ini menghasilkan materi genetik yang diperlukan. Spermatogenesis membutuhkan waktu sekitar 64 hari di testis tambahan 10-14 hari di epididimis untuk pematangan sperma. Dengan demikian, seluruh proses memakan waktu sekitar 70 hari.

Sperma yang sudah matang terdiri dari kepala sperma dan ekor sperma. Sperma memiliki kepala yang berbentuk lonjong dan ekor yang bergelombang. Sperma tidak bisa dilihat dengan mata telanjang karena sel sperma berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 0,05 milimeter dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Bagian kepala sperma memiliki kromosom yang membawa kode genetik dan juga memiliki struktur badan yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang keduanya berfungsi untuk menembus lapisan sel telur. Di tengah akrosom, ada mitokondria kecil yang menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma.

Sperma ini nantinya akan berperan dalam proses pembuahan atau biasa disebut fertilisasi. Untuk terjadinya pembuahan, harus ada sperma yang mencapai sel telur di wanita. Untuk bisa melakukan pembuahan di sel telur, sel sperma harus masuk melalui vagina, tuba falopii, hingga mencapai indung telur yang subur dan siap dibuahi. Lama perjalanan sperma ke indung telur bervariasi, kisaran 12 jam sampai lima hari. Dari jutaan sperma yang dilepas dari laki-laki, hanya sperma terkuat yang berhasil mencapai indung telur dan dibuahi. Hal ini karena lingkungan asam pada vagina perempuan membuat sperma tidak mampu hidup lama di vagina, sehingga banyak sperma yang tak sanggup melaluinya dan mati di tengah jalan. Selanjutnya, setelah lolos dari lingkungan asam, sperma akan menghadapi lendir serviks yang menghambat sperma menuju sel telur.

Ketika sperma sudah melalui lendir serviks, sperma kemudian harus melanjutkan sekitar 18 cm dari serviks menuju ke rahim, lalu ke tuba falopii, sampai akhirnya mencapai sel telur. Saat melalui itu, sperma juga bisa tersesat ke tuba falopi yang salah. Jika sperma sudah menemukan indung telur, selanjutnya akan terbentuk zigot lalu embrio yang nantinya akan berlanjut menjadi janin.

Namun, sel sperma hanya akan mencapai indung telur dengan media dan kondisi tertentu. Pembuahan dapat terjadi jika sperma langsung masuk ke dalam vagina tanpa ada bersentuhan lagi dengan dunia luar, karena suhu dan kondisi di dalam vagina cukup kondusif bagi sperma untuk bertahan hidup sampai lima hari.

Bagaimana dengan kondisi di luar vagina? Di kondisi lingkungan luar, sperma akan mati hanya dalam waktu beberapa detik saja. Nah, air kolam renang bukanlah lingkungan yang bisa menunjang kehidupan sperma. Air kolam berenang tidak bisa menjadi perantara bagi sel sperma untuk masuk ke dalam tubuh wanita dan menyebabkan kehamilan. Masuk ke vagina yang bisa dibilang kondusif saja, hambatannya sudah banyak dan banyak sperma yang mati, apalagi jika berhadapan dengan dunia luar. Cukup sulit, bukan?

Sekarang, sudah tau kan kalau proses terjadinya kehamilan tidak terjadi hanya dengan semudah berenang di kolam renang? Jika ada pernyataan aneh yang viral di sosial media, lebih baik membaca-baca terlebih dahulu di referensi yang terpercaya, jangan langsung menelan mentah-mentah informasi yang ada.

Mau tau informasi viral dan tips-tips yang menarik lainnya? Sampai jumpa di Trending Topic TBM Janar Dūta selanjutnya!

 

Sumber

  1. Durairajanayagam, D. et. al. 2015. Sperm Biology from Production to Ejaculation. Unexplained Fertility. Vol. 5, hh 29-42.
  2. Guzick, D S. et. al. 2001. Sperm Morphology, Motility, and Concentration in Fertile and Infertile Men. The New England of Journal Medicine. Vol. 345 no. 19, hh. 1388-1393