Primary survey adalah penilaian awal terhadap pasien yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam hidup pasien. Pada primary survey setelah memastikan airway (jalan nafas) sudah aman, maka yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan breathing (pernafasan). Saat melakukan pengecekan breathing, dada dan leher pasien harus terlihat seluruhnya agar pergerakan napas dan kualitas dari respirasi bisa diobservasi, dipalpasi, dan didengarkan. Apabila terpasang cervical collar, maka ada baiknya membuka bagian depan cervical collar untuk sementara. Hal penting yang sering tidak disadari adalah tanda dari cedera di dada atau hipoksia dengan peningkatan frekuensi napas dan perubahan pada pola pernapasan, yang biasanya ditandai dengan respirasi dangkal progresif. Sianosis adalah gejala akhir dari hipoksia pada pasien trauma walaupun tidak selalu pasien tanpa sianosis menandakan cukupnya oksigenasi jaringan atau jalan napas (airway) yang adekuat. Trauma pada dada yang mempengaruhi pernapasan dan harus disadari serta diperhatikan saat primary survey adalah tension pneumothorax, open pneumothorax, flail chest dan pulmonary contusion, serta massive hemothorax.

Tension pneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terjadi kebocoran udara satu arah dari paru-paru atau melalui dinding dada. Udara dipaksa masuk dan terperangkap di ruang pleura dan akan mengakibatkan kolapsnya paru yang terkena. Penyebab tersering tension pneumothorax adalah adanya ventilasi tekanan positif pada pasien dengan cedera pleura visceral, komplikasi dari simple pneumothorax yang diikuti dengan penetrasi atau trauma tumpul pada dada, dll. Beberapa gejalanya adalah rasa sakit di dada, sulit napas, sianosis, dll. Perlu diperhatikan bahwa tension pneumothorax bisa membingungkan penolong karena mirip dengan cardiac tamponade. Penanganan dibutuhkan secepatnya dengan dekompresi atau memasukkan jarum caliber besar ke ruang antar tulang rusuk kedua dalam garis tengah tulang clavicula pada paru yang terkena tension pneumothorax.

Open pneumothorax terjadi apabila ada defek besar pada dinding dada yang tetap terbuka. Penyeimbangan antara tekanan intrathoracic dan atmosfer harus dilakukan segera. Caranya adalah dengan menutup bagian defek menggunakan penutup luka steril yang cukup besar untuk melewati tepi luka dan direkatkan pada ketiga sisinya. Tujuannya adalah agar ketika pasien inhalasi, penutup lukanya akan menutup luka sehingga udara tidak masuk. Saat menghembuskan napas, sisi penutup luka yang terbuka akan membiarkan udaranya keluar dari ruang pleura.

Flail chest adalah kondisi saat segmen dari dinding dada mengalami fraktur sehingga terjadi diskontinuitas tulang rusuk. Akibatnya adalah gangguan pada gerakan normal dada saat mengambil dan menghembuskan napas. Kesulitan utama pada  flail chest berasal dari cedera paru yang mendasari (pulmonary contusion). Pembatasan gerak dinding dada yang berkaitan dengan rasa sakit serta cedera paru yang mendasari sering menyebabkan hipoksia. Penanganan awal yang diberikan adalah pemberian ventilasi yang adekuat, pemberian humidified oxygen, dan resusitasi cairan.

Massive hemothorax adalah akumulasi darah dan cairan pada paru yang secara signifikan mengganggu usaha bernapas karena terjadi penekanan pada paru-paru dan pencegahan ventilasi yang adekuat. Akumulasi masif akut darah akan disertai dengan kondisi hipotensi dan syok.


Reference :

American College of Surgeons. 2012. Advance Trauma Life Support 9th ed.