Bayangkan suatu saat anda menemukan korban tergeletak dipinggir jalan. Anda ingin menolong dengan pengetahuan dan kemampuan anda sembari meminta pertolongan. Sebagai seseorang yang mengerti keadaan darurat, anda paham bahwa waktu merupakan unsur yang sangat krusial. Jadi anda langsung meminta pertolongan kepada tim penolong melalui telepon genggam. Informasi apa yang patut anda perhatikan dan sampaikan dalam meminta bantuan?

Dalam initial assessment, komponen shout for help/ meminta pertolongan adalah hal yang sangat penting. Hal ini dilakukan dengan memanggil layanan kegawatdaruratan/ tenaga medis yang lebih berpengalaman. Informasi yang cukup dapat menentukan keberhasilan dalam menolong korban. Informasi yang kita berikan dikatakan cukup jika penyampaiannya singkat, padat, dan berguna bagi tim penolong dalam menentukan perencanaan tindakan kepada korban. Dengan singkatan E.T.H.A.N.E, berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi kepada tim penolong:

  1. E (Exact Location) : lokasi kejadian harus disampaikan dengan detil untuk memudahkan proses penjemputan dan evakuasi. Termasuk didalamnya nama jalan, detil persimpangan, bangunan terkenal terdekat, dan segala hal yang meningkatkan akurasi lokasi kejadian
  2. T (Type) : tipe kejadian dideskripsikan secara detil, baik kejadian alam, kecelakaan, dll. Termasuk keterangan melibatkan kendaraan tipe apa hingga bengunan yang terkena efek dari kejadian. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan alat bantu yang akan dibawa tim penolong.
  3. H (Hazard) : bahaya yang terdapat di lokasi kejadian dan bahaya yang mungkin akan terjadi menurut pandangan penolong ditempat perlu disampaikan kepada tim penolong. Hal ini membuat persiapan penolong semakin matang dan meningkatkan efektifitas pertolongan.
  4. A (Access) : akses menuju lokasi perlu diperhatikan, jika mengetahui perlu dikabarkan mengenai halangan di sekitar lokasi kejadian, termasuk macet, penutupan jalan, pengalihan arus. Jika bisa berikan rute tercepat. Selain itu, pihak tim penolong juga pasti merencanakan rute tercepat. Jika akses disampaikan dengan tepat, penolong bisa mengambil tindakan cepat seperti contohnya : jika lalu lintas padat, tim pertolongan pertama dapat menggunakan motor dengan disusul ambulans di belakangnya sehingga dapat tiba dan memberikan penanganan awal dengan cepat.
  5. N (Number) : meliputi jumlah korban, baik yang terluka, meninggal, dan menghilang. Hal ini akan menjadi patokan seberapa banyak perlatan yang perlu disiapkan tim penolong.
  6. E (Emergency) : perlu diinfokan tentang penanganan apa yang sudah dilakukan, pelayanan darurat apa yang sudah ada, dan emergency service apa yang diperlukan. Misalnya, ada korban luka bakar, tapi diperlukan juga petugas pemadam kebakaran. Maka, tim penolong akan membantu memanggil layanan lain yang dapat membantu.

Dengan menyampaikan informasi yang singkat, padat dan jelas, maka hal ini dapat mengefesiensikan waktu, mempermudah persiapan tim penolong dan meningkatkan keberhasilan pertolongan. Jadi, tidak usah ragu untuk meminta bantuan tim gawat darurat/ tim medis yang tersedia. Menolong bukan berarti harus menangani langsung, meminta pertolongan bisa menjadi peran utama dalam menyelamatkan nyawa seseorang. Lakukan dengan cepat, tepat, dan be a hero in our own way!