Heat Syncope adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami pingsan atau hampir pingsan karena paparan suhu panas dalam jangka waktu tertentu, terutama pada seseorang yang berdiri dengan satu posisi selama jangka waktu tertentu di bawah teriknya sinar matahari. Namun, kondisi tersebut dapat terjadi di lingkungan yang hangat. Posisi berdiri dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan darah berkumpul di bagian bawah tubuh dan sulit untuk kembali menuju bagian atas tubuh, terutama otak. Dengan demikian akan menyebabkan terjadinya peurunan kesadaran dan pingsan.

Heat syncope dapat terjadi pada siapa saja. Tidak hanya orang awam, bahkan seorang atlet dapat saja mengalami kondisi ini. Pekerja yang bekerja di lingkungan terbuka, seperti bekerja di jalan dengan panas matahari yang terik juga dapat mengalami kondisi ini. Orang yang terkena heat syncope sebaiknya dibaringkan di tempat yang sejuk dan diberikan air minum. Gejala heat syncope yaitu:

  1. Light-headedness adalah suatu perasaan di mana seseorang merasakan dirinya akan pingsan. Gejala ini dapat terjadi bila merubah posisi dari duduk atau berbaring menjadi berdiri seketika. Perubahan posisi yang cepat ini memerlukan lebih banyak darah di otak, bila tekanan darah tidak cukup maka terjadi gejala ini. Rendahnya tekanan darah tersebut disebut orthostatic hypotension.
  2. Dizziness adalah suatu perasaan di mana seseorang merasakan dirinya bergerak atau berpindah di saat orang tersebut diam.
  3. Penurunan kesadaran
  4. Pucat atau kulit berkeringat
  5. Fainting pingsan
  6. Suhu tubuh di atas 40oC
  7. Denyut nadi lemah

Sebagai orang awam atau bisa saja sebagai petugas medis sebaiknya mengetahui bagaimana cara menangani orang yang mengalami heat syncope. Penanganan yang baik akan mencegah terjadinya keparahan kondisi korban.

Jika kita menemukan korban yang sudah tidak sadar, kita sebaiknya memeriksa jalur pernapasan, pola pernapasan, denyut nadi dan tanda vital korban lainnya untuk memastikan bahwa korban tidak memiliki kondisi medis lainnya. Kemudian pindahkan korban ke tempat yang teduh dan posisikan kaki korban lebih tinggi dari bagian jantung. Selain itu, longgarkan pakaian korban, seperti pada pinggang dan bagian leher. Apabila memungkinkan tetap memeriksa kecepatan denyut jantung dan tekanan darah korban. Jika korban telah sadar segera berikan air minum dan karbohidrat seperti roti atau biskuit.

Pencegahan heat syncope menjadi hal yang harus kita lakukan karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Heat syncope sering terjadi akibat seseorang tidak dapat menyesuaikan dirinya terhadap panas, di mana tubuh tidak terbiasa pada peningkatan suhu lingkungan. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan adaptasi dengan cara latihan di suhu panas secara perlahan-lahan selama 10 hingga 14 hari dan meningkatkan durasi dan intensitas kerja secara progresif. Heat syncope dapat terjadi akibat dehidrasi. Seseorang yang sedang beraktivitas sebaiknya melakukan rehidrasi dengan cara minum air yang cukup atau mengonsumsi minuman olah raga.


References

  1. (Heat Syncope. Available from: http://www.physiotherapy-treatment.com/Heat-syncope.html)
  2. (University of Connecticut. Heat syncope. Available from: http://ksi.uconn.edu/emergency-conditions/heat-illnesses/heat-syncope)
  3. (GP Deputising Association. 2017. Understanding Vertigo: Dizzy or Just Lightheaded. Available from: www.doctordoctor.com.au/understanding-vertigo-dizzy-just-lightheaded)
  4. (The National Institute for Occupational Safety and Health. Heat Stress – Heat Related Illness. Available from: https://www.cdc.gov/niosh/topics/heatstress/heatrelillness.html)
  5. (Korey Stringer Institute. Heat Syncope. Available from: http://ksi.uconn.edu/emergency-conditions/heat-illnesses/heat-syncope)