TRIVIA 119 | Anxiety Disorder vs Panic Disorder, yang Mana Lebih Gawat?

by | Apr 9, 2020 | 0 comments

Anxiety Disorder vs Panic Disorder,

yang Mana Lebih Gawat?

 

Pernahkah kalian mendengar anxiety disorder (gangguan kecemasan) dan panic disorder (gangguan panik)? Kasus ini selalu ada di saat-saat yang memang memacu detak jantung, seperti saat pertandingan, pertunjukan, dan sering terjadi di masa orientasi mahasiswa. Keduanya memang muncul karena rasa khawatir atau ketakutan. Kondisi cemas dan takut dalam menghadapi sesuatu seringkali sulit dibedakan. Padahal, antara cemas dan takut memiliki fase dan pengertian yang berbeda dalam gangguan kesehatan jiwa. Gangguan panik akan dikaitkan dengan rasa takut, sementara gangguan kecemasan akan dikaitkan dengan kekhawatiran berlebihan.Namun sebenarnya, panik ini merupakan bagian dari anxiety atau kecemasan yang sering muncul. Untuk lebih lengkapnya, yuk kita bahas bersama-sama!

 

Anxiety dapat didefiniskan sebagai reaksi tubuh terhadap hal-hal yang memicu stres, hal-hal yang berbahaya, atau kondisi yang tidak familiar. Hal ini merupakan kondisi yang ditandai dengan rasa tidak tenang, rasa cemas berlebih, atau ketakutan berlebih yang dialami sebelum suatu peristiwa besar yang akan terjadi. Rasa cemas bagi orang yang memiliki gangguan anxiety tidak dapat hilang begtiu saja, dan bahkan dapat bertambah parah seiring berjalanya waktu bila tidak diatasi, serta  dapat mengganggu aktivitas yang dilakukan sehari-hari oleh penderita. Seperti mengganggu kinerja, mengganggu kegiatan yang berkaitan dengan sekolah, dan menganggu hubungan yang dimiliki dengan orang lain. Gangguan anxiety sendiri dapat dibagi menjadi tiga kategori besar yaitu generalized anxiety disorder (gangguan cemas menyeluruh), panic disorder (gangguan panik), dan phobia-related disorder (gangguan yang berhubungan dengan fobia).

 

Banyak yang masih salah menganggap bahwa anxiety ini hanya terbatas gangguan cemas menyeluruh. Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu kondisi psikologis yang meliputi penderita menunjukkan rasa cemas atau khawatir yang berlebih dalam kesehariannya. Seseorang dapat dikatakan menderita kondisi ini bila mengalami rasa cemas berlebih tersebut selama lebih dari enam bulan. Orang yang menderita kondisi ini memiliki gejala susah tenang atau selalu merasa waspada, mudah lelah, susah untuk berkonsentrasi, mudah tersinggung, otot tegang, mengalami kesusahan dalam mengatasi perasaan khawatir, memiliki gangguan tidur (seperti sulit untuk tertidur atau sulit untuk tetap tertidur, rasa lelah yang berkelanjutan, ataupun merasakan tidur yang kurang cukup). Gangguan cemas menyeluruh ini jika tidak tertangani, intensitasnya terus meningkat dan dapat menyebabkan depresi.

 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, panic disorder (gangguan panik) merupakan salah satu kategori anxiety. Namun, apakah panic attack (serangan panik) sama dengan panic disorder? Panic disorder merupakan suatu kondisi penderita yang mengalami serangan panik berulang kali. Serangan panik atau lebih dikenal dengan panic attack dapat didefinsikan oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorder (DSM) sebagai suatu lonjakan drastis terkait ketakutan atau ketidaknyamanan yang terjadi secara mendadak. Lonjakan ini mencapai puncaknya dalam beberapa menit. Serangan panik dapat terjadi dengan frekuensi yang berbeda-beda. Serangan panik bervariasi dari terjadi beberapa kali dalam sehari dan bisa juga terjadi hanya beberapa kali dalam tiap tahun. Satu ciri khas khusus yang dapat mengidentifikasi seseorang bila terkena serangan panik adalah serangan itu terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan ataupun tanda sebelum serangan panik itu terjadi. Pada umumnya, serangan panik tidak memiliki pemicu yang khusus dan dapat terjadi pada kondisi penderita yang merasa tenang ataupun dalam kondisi penderita merasa cemas. Pasien yang mengalami serangan panik akan merasa susah untuk mengendalikan diri. Terkadang, serangan panik ini dapat memiliki pemicu seperti hal- hal atau situasi yang menakutkan. Serangan panik memiliki beberapa gejala yang meliputi perasaan detak jantung yang tidak teratur, berkeringat, gemetar, kesusahan bernafas, atau terkadang nafas lebih cepat (hiperventilasi), perasaan seperti tersedak, rasa mual, pusing, jari-jari kesemutan, dan dengung di telinga. Tak jarang pula beberapa orang yang mengalami serangan panik merasa seperti mengalami serangan jantung dikarenakan detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Seorang yang menderita panic disorder juga memiliki rasa kecemasan yang terus menerus terkait ketakutan akan mengalami serangan panik lagi di kemudian hari.

 

Perbedaan yang terdapat antara gangguan kecemasan menyeluruh dan gangguan panik adalah waktu dan intensitas rasa cemas yang dialami penderita. Orang yang menderita gangguan panik akan mengalami rasa cemas secara mendadak dan mencapai titik puncak intensitas dalam kurang lebih 10 menit lalu akan menurun kembali ke level normal, sedangkan bagi orang yang menderita gangguan kecemasan menyeluruh akan mengalami rasa kecemasan yang meningkat secara perlahan dalam periode waktu tertentu dan biasanya disertai pula dengan gejala fisik seperti jantung berdebar kencang.

 

Untuk menangani keduanya, sebenarnya kurang lebih sama. Setiap orang punya caranya tersendiri untuk menghadapi hal-hal yang ditakutinya, sehingga penanganan gangguan cemas dan serangan panik ini bersifat subjektif. Namun, hal yang terpenting dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan atau panik adalah mengatur pernapasan terlebih dahulu. Tidak jarang kasus kecemasan dan panik menyebabkan sesak napas, sehingga perlu sekali untuk melatih pernapasan. Bernapas yang benar dan teratur juga bisa mengurangi kadar stres. Selanjutnya adalah hindari pemicu, bisa juga dengan dibawa ke tempat yang lebih kondusif, lalu penderita diajak berbicara ringan untuk menelusuri penyebabnya dan menenangkan diri. Jika gangguan dirasa terlalu sering dan mengganggu kualitas hidup, lebih baik mencari pertolongan lebih lanjut, yaitu ke psikolog atau psikiater.

 

Setelah membaca penjelasan di atas, sudah ada kan, gambaran mengenai perbedaan anxiety disorder dan panic disorder? Jangan lupa bahwa dalam mengatasi gangguan kesehatan mental, kita harus mengerti dan mendukung secara sosial, bukan malah menganggapnya berlebihan. Kita bisa membantu memperkecil rentang stigma dengan peduli terhadap sesama, dan ingat bahwa setiap orang berbeda dalam menyikapi masalah masing-masing. Apapun yang menurut kita ringan, bisa saja berat bagi mereka. Mari dukung dan rangkul bersama-sama dalam mengatasi gangguan mental apapun. Kalau bukan kita, siapa lagi?

 

Sumber ;

  1. Cackovic C. Panic Disorder (Attack) [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2019 [cited 2019Aug22]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430973/
  2. NHS Choices. NHS; [cited 2019Aug22]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/stress- anxiety-depression/understanding-panic-attacks/
  3. Jovanovic T, Lott AP, Michopoulos V, Stevens J, Rooij Svan, Keller JM, et al. What Is Anxiety & How To Treat It – Anxiety Definition [Internet]. Anxiety.org. 2018 [cited 2019Aug22]. Available from: https://www.anxiety.org/what-is-anxiety

 

  1. Anxiety Disorders [Internet]. National Institute of Mental Health. U.S. Department of Health and Human Services; [cited 2019Aug22]. Available from: https://www.nimh.nih.gov/health/topics/anxiety-disorders/index.shtml
  2. Torpy JM, Burke AE, Golub RM. Generalized Anxiety Disorder. Jama. 2011;305(5):522. Symptoms [Internet]. Anxiety and Depression Association of America, ADAA. [cited 2019Aug22]. Available from: https://adaa.org/understanding-anxiety/panic-disorder- agoraphobia/symptoms